Jumat, 26 Februari 2016

Aku Ingin Kembali

Bengkulu-Kepahiang sudah menjadi rutinitas saya enam bulan terakhir ini. Biasanya saya berangkat dihari sabtu sore dari Bengkulu dan kembali ke Bengkulu dihari senin pagi. Tak jarang saya bertemu kabut ketika melintasi hutan lindung Kepahiang, dingin menusuk tapi setelahnya berganti hangatnya mentari pagi. Inilah yang paling saya sukai, langit biru dan hangatnya sinar mentari. Sinar mentari pagi seperti memberikan harapan dan semangat baru.

Selama perjalan sering kali saya bernyayi untuk mengusir sepi tapi tak satupun lagu yg mampu saya tuntaskan. Saya memang tak pandai bernyayi. Kadang saya juga membayangkan mimpi-mimpi indah yang membuat saya semakin bersemangat. Terakhir saya biasanya mencoba mengulang hapalan (muroja'ah) saya. Inilah yang paling saya sukai. Muroja'ah membuat perjalanan menjadi semakin menyenangkan dan terasa lebih berkah.

Kali ini entah mengapa, muroja'ah saya terasa berbeda. Ketika saya membaca al baqarah ayat 30 :
ﻭَﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺑُّﻚَ ﻟِﻠْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﺇِﻧِّﻲ ﺟَﺎﻋِﻞٌ ﻓِﻲ اﻷَْﺭْﺽِ ﺧَﻠِﻴﻔَﺔً ۖ ﻗَﺎﻟُﻮا
ﺃَﺗَﺠْﻌَﻞُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﻦْ ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﻳَﺴْﻔِﻚُ اﻟﺪِّﻣَﺎءَ ﻭَﻧَﺤْﻦُ ﻧُﺴَﺒِّﺢُ ﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﻭَﻧُﻘَﺪِّﺱُ ﻟَﻚَ ۖ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﻻَ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Belum selesai saya membaca ayat ini tiba-tiba dada saya terasa sesak, pilu sekali dan seketika air mata saya mengalir. Menangis terisak-isak sedih sekali. Seketika saat-saat berkumpul dengan teman-teman sholehah yang begitu semangat menghapal alquran, saat-saat menyetor hapalan hadir dihadapan saya. Saya rindu rasanya ingin kembali hadir di majelis itu. Kesibukan saya, (lebih tepatnya sok sibuk) dan tak lagi berada dalam majelis quran telah membuat saya jauh dari alquran.  Saya semakin terisak, Ya Allah... hamba ingin kembali menghapal. Hamba ingin mutqin.
Sesampainya di kampus, ada pesan masuk di Facebook saya. " Sukses muttaqiin..." singkat namun terasa begitu kuat,bagai penguatan untuk kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa tinggalkan komentarnya ya...